Rabu, 17 Oktober 2012

Kakak dan Adik Asuh


Di Depertemen Biologi, ada sesuatu yang namanya adik dan kakak asuh. Mungkin mirip sama kakak-adik absen waktu di ic dulu. bedanya, kalau kaka-adik absen itu ga bisa milih alias takdir siapa yang dapat absen nomer sekian, kaka asuh itu ditentukan sendiri dan merupakan pilihan dari si adik asuh. Bahkan ada tata cara urutannya, mulai dari perkenalan, ketemuan, sampai melamar si kakak. dan akhirnya diputuskanlah siapa mendapat siapa (?).

Alhamdulillah, lamaran kaka asuh saya diterima oleh seorang kakak yang cantik, baik, aktif, pintar, periang, gembira... (looh?) yang namanya Nuruliawati Yuwono atau yang lebih akrab disapa Ka Nuy. dan ternyata, saya juga mempunyai seorang saudara asuh, Azizah Khairina namanya.

Tadi sore, diadakan acara temu kakak dan adik asuh, sebuah acara untuk mengakrabkan kakak dan adik asuh. Acara ini berlangsung pukul 16 hingga 18. Acara ini bertema biodeversitas, jadi semua tim kakak-adik asuh mesti berkostum ala hewan atau tumbuhan tim saya jadi bunga matahari looh.. :D

saya, ka Nuy, dan Azizah

iseng

jam 7 malam di selatan MII

Dhuha di Izzatul Islam


Musholla di Fakultas MIPA Universitas Insonesia, Musholla Izzatul Islam namanya. MII yang merupakan akronimnya, lebih menjadi sapaan akrab bagi musholla ini. Mushollanya tidak terlalu besar, mungkin hanya dapat menampung kurang lebih 100 orang jama'ah. Tiap waktu sholat Zhuhur maupun Ashar, MII ini begitu ramai keadaannya. Ramai dikunjungi para jama'ah yang ingin segera menghadap Tuhannya. Ramai dengan suara obrolan di sela-sela mengantre. Ramai dengan panggilan dan sapaan dari para mahasiswa yang bertemu di sana.

Tapi tidak di waktu Dhuha. MII ini begitu sepi, tenang, sunyi. Waktu Dhuha memang cukup panjang.. Entahlah.. Tapi di saat sepi seperti ini lah bisa terdengar suara merdu burung gereja dan burung cabai jawa, yang sedang bersenandung di atas musholla. Di saat seperti ini juga lah, suara bel perlintasan kereta api dari stasiun Pondok Cina dapat terdengar raungannya. Dhuha yang hening, Dhuha yang syahdu..

Di sebelah timur musholla ini, masih ada 'padang rumput' yang rumputnya cukup tinggi. Hijau, dan menyejukan mata. Terkadang ada juga satu dua burung yang terbang melintas di atasnya. Terutama di waktu Dhuha, saat angin berhembus sejuk seperti ini. Tenang, menenangkan...



Dan selalu saja mengingatkanku pada satu lagi keping memori lama...

(Selesai ditulis di MII pukul 11.18)

Rindu IC Setiap Detik

Siang ini, aku jatuh tertidur selesai melaksanakan sholat Zhuhur. Kemudian aku terbangun pukul setengah dua, mendengar suara mama yang berkata pada adikku agar menyuruhku segera makan siang. Dan kudapati sebuah sms dari Fitri, begini tulisannya:
“aku rindu saat-saat itu. Saat-saat zhuhur di masjid tembok hijau itu, entah berimam parangeni, saeju, atau salman yang seringkali. Beringsut mundur setelah sholat. Menunduk dzikir dihembus angina dari pintu samping belakang. Mendirikan sunnah dan mengambil Qur’an, lalu, cari pojok-pojok ternyaman, kemudian perlahan membacanya. Aku rindu, sungguh rindu :’)”

Membacanya, aku bisa mereka setiap detiknya. Aku bisa mengingat setiap visual yang kudapat ketika dulu melakukannya, benar-benar melakukannya. Dan mengingantnya membuat kerinduan yang tersimpan dalam setiap sel di tubuhku ini membuncah. Ah, aku juga rindu setiap detik yang kupunya dulu di ic kawan, lebih dari apapun..

Ada malam ketika kita saling membangunkan, untuk tahajud kemudian berjalan dalam gelap ke kantin, sahur. Ada juga malam-malam ketika kita terlamabat bangun, dan sekonyong-konyong berlari ke kantin dan makan sahur cepat-cepat. Ada shubuh, ketika aku terbangun kesiangan dan terburu-buru mengejar iqamah. Ada juga pagi, ketika aku terbangun dan asrama masih sepi padahal adzan di luar sudah menggema. Tak terdengar sampai asrama, karena speaker yang mati atau dimatikan. Kemudian terburu-buru memencet bel dan megetuk tiap pintu kamar…

Ah, aku rindu kawan. Bahkan hanya dengan sekeping memori tentang pagi buta. Yang kini tak lagi kutemui, tak ku hirup atmosfernya…

(ditulis pada tigabelas oktober duaribuduabelas, lepas pukul lima)

Minggu, 07 Oktober 2012

Perahu Kertas 2


"Perahu Kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi, cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua, ku bisa percaya"
(potongan lirik lagu OST. PK)

salah satu adegan dalam film, radar Neptunus

Akhirnya film Perahu Kertas bagian 2 rilis juga. Alhamdulillah, saya sudah nonton. Sama seperti nonton Perahu Kertas 1, saya nonton bertiga sama teman..

Lumayan penasaran aja sama endingnya. Yah walaupun emang kalo di film tuh pasti ga bakal sama kaya imajinasi kita yang udah baca novelnya duluan. Dan kecewanya, ada satu bagian dari novel yang saya penasaran banget bakal jadi kaya apa di film, ternyata malah ga ada. Duhh! Itu bagian waktu Kugy dan Keenan akhirnya bertemu di suatu tempat tanpa saling memberi tahu, tapi dengan menggunakan ‘radar neptunus’ milik mereka. Padahal penasaran banget, tapi malah ga ada. Yaudah lah.. -__-

Over all, film perahu kertas ini emang bagus kok, worth to wait deh! ;)

Bersama kamu aku tidak takut lagi menjadi pemimpi

Bersama kamu aku ingin memberi judul bagi buku ini
Karena hanya bersama kamu segalanya terasa dekat,
Segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar
Dan bumi hanyalah sebutir debu dibawah telapak kaki kita.
(novel perahu kertas hal 312, surat Kugy untuk Keenan)