Senin, 31 Desember 2012

To the Top


This rune is about a dream
A dream about us, only the two of us
Where we are free to dance in the meadow
With fragrant pink flowers, waving in the wind
Skirts are blooming like dresses
Veils match the bright green sea
String floral crowns up for everyone
Sharing every joy and happiness
Running relentlessly while holding hands
As children playing hide and seek in the garden
Even butterflies and bees cheer the place up
Beautiful, like no one ever saw before 
Together we run through the hill, through the jungle
Jump out over obstacles, figure the riddles out
After millions of complaints, cries, falling down
Then you show me the top with your sparkle face
Sweep all our fatigue with every breath taken
Because I always know that you are more than deserve
For now maybe it is not real, it is not, yet
But someday we will achieve it
Surely

Untuk Anisah, sahabat seperjuanganku dalam begitu banyak hal.
Terima kasih untuk semangat dan semuanya.
Tetap semangat, Anisah.
Sukses itu hanya sedang mencari waktu…

Minggu, 30 Desember 2012

Apa Kabar, Gradiator?


Teman-teman Gycentium Credas Disorator, sedang sibuk apa? Bagaimana kabar kalian di jogja, bandung, bali, jepang, malaysia, dan kota-kota lain yang jauh di sana? Adakah kota kalian seperti depok hari ini?

Hari ini Depok hujan, hujan deras yang menyejukkan. Tapi juga basah, membuat 'heboh' para rakyat fisika yang sedang 'berpesta'. Sebagian jadi berharap agar hujan cepat pergi saja. Juga aku, yang terduduk di sini, menunggu hujan reda agar bisa lekas pulang ke rumah.

Di kampus sebesar hutan ini, dengan hanya 10 orang gradiator sebagai maba, jarang sekali aku bertemu dengan teman-teman gcd-ui yang lain. Pun dengan Nurul (Mat UI 2012) yang sefakultas pun aku jarang bertemu. Sekali aku bertemu dengan Nurul atau yang lain, ingin rasanya menghentikan waktu sebentar saja untuk sedikit bertukar cerita dan bernostalgia. Sayang, tidak selalu ada waktu untuk itu. Kesibukan yang berbeda-beda terus mengingatkan untuk mendapat prioritas.

Hmm rasanya menyenangkan membayangkan teman-teman Gradiator yang ada di ITB atau UGM. Ngontrak bareng, ngekos bareng, kampus dekat... Seperti di IC saja, punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama. :)

Ah, akhirnya hujan reda juga. Belum berhenti total memang, tapi dengan gerimis ini tak mengapa kalau aku hanya menggunakan payung. Aku pun beranjak pulang. Menembus jutaan titik-titik air yang masih menyelimuti kampus, melewati deretan pohon palem di pinggir Balairung, menuju stasiun Pondok Cina untuk menumpang kereta. Semoga di Jakarta Selatan tidak hujan, begitu harapku...

(ditulis pada Jumat, 19 Oktober 2012)

Sabtu, 29 Desember 2012

(Bukan) Akhir Perjuangan


ditelpon oleh nomer yang ga dikenal saat orang-orang sedang sholat Jumat itu… (141212, 12:10)”

Setengah tahun yang lalu, 15 Juni 2012, saya mengirimkan formulir pendaftaran beasiswa Monbukagakusho (beasiswa dari pemerintah Jepang) ke kantor kedutaan besar Jepang di Jakarta. Hari itu merupakan hari terakhir penyerahan formulirnya. Pun formulirnya baru diisi, ditulis tangan pula, malam sebelumnya. Karena satu dan lain hal, sempat berpikir untuk ga jadi daftar aja. Tapi akhirnya terlaksana juga atas bantuan dari berbagai pihak, terima kasih.. ^^

Hampir sebulan setelahnya, 07 Juli 2012, diumumkan nama-nama yang lolos seleksi berkas dan berhak untuk mengikuti ujian tulis. Alhamdulillah! Nama saya ada di sana. Diberitahukan juga bahwa tes tulis akan dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2012. Oke sip, langsung belajar ini mah! Dan dimulailah seminggu penuh belajar saya lakukan, di tengah libur kelulusan. Rasanya agak ga yakin juga untuk ikut tes tulis dengan waktu belajar seminggu. Tapi Bismillah, insya Allah bisa.

Akhirnya setelah mengepang tekad, saya berjuang! Hehe. Dimulai dengan mencetak (ngeprint) soal-soal tes tulis Monbukagakusho tahun-tahun sebelumnya dan mengumpulkan kepingan-kepingan (oke ini agak lebay) materi-materi A Level yang dulu digunakan saat menghadapi tes masuk NTU. Hmm sebenernya agak merasa keren juga sih, dalam seminggu melahap materi matematika, kimia, dan biologi sebanyak itu. Hehe. Yah namanya juga usaha.

Akhirnya tibalah tanggal mainnya. Pada hari senin, 16 Juli 2012, dilaksanakanlah tes tulis untuk program S1 di Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia. Panik sekali hari itu rasanya. Ditambah lagi AC ruangan yang terasa sangat dingin. Oke, mungkin emang karena cemas aja kali ya. Tes dimulai dengan Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, dan diakhiri dengan Biologi. Gimana soalnya? Yah mantep banget dah pokoknya! Tapi ya Alhamdulillah, hehe. Selesai tes, semuanya dipasrahkan aja sama Allah sambil berdoa, udah berusaha.. J

Tanggal 6 Agustus 2012 (kalo ga salah) saat sedang mengerjakan tugas OSPEK di rumah teman, ada nomer ga dikenal yang menghubungi. Alhamdulillah, ternyata itu panitia pelaksana dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, memberitahubahwa saya lolos seleksi tertulis. Yeaaay, alangkah senang waktu itu rasanya! Saya ingat, Ibu yang menelepon itu ialah orang yang sama yang mengawas dan memberikan soal sewaktu tes tertulis. Beliau juga memberitahu bahwa tes wawancara akan dilakukan hari Selasa, 13 Juli 2012 di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dan harus membawa beberapa dokumen kelengkapan seperti pas foto, fotokopi rapot yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, hasil tes kesehatan, dan beberapa dokumen lainnya.

Setelah menyiapkan semua berkas yang diminta, berangkatlah saya pada hari selasa tersebut menuju Kedutaan Besar Jepang diantar adik naik motor (oke, seperti ada yang salah yah -.-). Sebelum interview, ada tes bahasa jepang gitu yang beneran, asli bikin kaget banget banget! Tapi kata panitianya ga berpengaruh sama penilaian sih, Cuma untuk mengetahui bisa bahasa jepang atau engga. Question sheet itu full bahasa jepang, cuma ada sedikit bahasa inggris sebagai judul. Dan berhubung belom punya skill bahasa jepang sama sekali, ya dinamain doang deh question sheetnya sama saya. Fufufu..

Saat itu juga, panitia beasiswa dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia mengklarifikasi bahwa belum tentu para peserta yang lolos tes tertulis dan dipanggil wawancara pasti berangkat ke Jepang. Namun panitia berharap sebanyak mungkin peserta dari Indonesia dapat lolos walaupun akan sulit karena berkas-berkas dan hasli tes akan diperbandingkan langsung dengan peserta-peserta dari negara lain.

Setelah nunggu agak lumayan lama karena nama saya di nomer urut agak belakang (urut abjad waktu itu), akhirnya tibalah giliran saya diinterview, jreng jreng! Interviewnya pake bahasa Indonesia sih, Alhamdulillah banget yah.. Waktu itu yang mewawancara ada tiga orang, satu Ibu dan dua Bapak. Salah satu dari dua Bapak ini ga bisa bahasa Indonesia sama sekali loh, jadilah beliau didampingi seorang penerjemah yang mengubah setiap ucapan saya menjadi bahasa jepang. Ckckck.. Bapak dari Jepang asli ini kebanyakan hanya mendengarkan saya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dua pewawancara yang lain sambil nulis ini-itu di notesnya. Mungkin karena bingung juga kali yah.

Ada suatu ketika, saya lupa persisnya gimana, saat saya bilang sesuatu yang ada yukata dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, si Bapak Jepang itu spontan bertanya sesuatu yang tentu aja saya ga ngerti. Tumben loh si Bapak ini ngomong langsung ke saya, sepertinya lupa saya ga ngerti. Habis diterjemahin ternyata gini, “kamu belom pernah pake yukata?” ya saya manggut-manggut aja deh sambil cengir-cengir, hehe. Trus dijawab gini, “ya, ya, nanti di sana coba pake yukata ya.” Hehe, makin lebar dong saya ngengirnya. Seperti ada angin segar yang berhembus. Yah begitu saja lah wawancaranya. Tinggal menunggu pengumuman akhir diterima atau tidaknya beasiswa yang saya ajukan. Panitia bilang mungkin Desember baru diumumkan.

Hingga akhirnya pada hari Jumat lalu, 14 Desember 2012, pengumuman itu datang. Ibu yang sama yang meneleponku dahulu kembali menelepon. Sayang, yang datang bukan kabar bagus. Ternyata saya belum mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke Jepang. Kecewa memang, sedih juga ada. Bangkit lagi itu sulit. Beruntungnya masih banyak semangat yang datang meyakinkan kalau itu memang yang terbaik.

email pemberitahuan

Cerita punya cerita, dari baberapa pengalaman mengikuti tes sulit semacam ini, baru kali ini saya serius dan dengan sungguh-sungguh berjuang. Waktu tes NTU, belum paham benar saya dengan materi-materi baru yang serasa berjejalan di kepala. Tesnya yang -teman-teman bilang- tidak terlalu sulit itu pun jadi terasa menyeramkan. Saat tes ILA, belum terbayang benar dalam benak untuk mengunjungi negeri sakura, jadi tidak matang persiapannya. Kalau tes monbukagakusho ini boleh dihitung yang ‘pertama’, tak mengapalah saya gagal. Di sini jadi dapat pelajaran tentu saja.

Begitulah, cerita perjuangan mengejar beasiswa Monbukagakusho program S1 tahun keberangkatan 2013 memang sudah berakhir. Tapi ini bukan akhir. Masih banyak perjuangan yang harus dilalui ke depannya. Banyak jalan menuju Roma, pasti banyak jalan juga menuju Jepang. Kalu ini belum waktunya, akan ada waktu-waktu lain yang lebih baik. Yang penting, tetap berjuang!

Random #2

 hasil twit-walking iseng malam ini






cuma KudaJets J

KIASU


Dear Gradiator, apa kalian masih tetap ‘KIASU’ di luar sana?

Lepas dari langit MAN Insan Cendekia Serpong dan berpijak di bawah langit lain, berganti pula kebiasaan yang dulu pernah ditekuni di bawah langit IC yang membiru. Berbagai perkataan dan penggunaan istilah juga sama saja. Saya pun demikian, sudah tidak bisa lagi menggunakan ‘kiasu’ sebebas dulu. Tak ada yang mengerti juga..

Kiasu adalah istilah yang pertama kali saya dengar dari kakak kelas yang melanjutkan kuliah di NTU, Singapura. Kalau dikira-kira artinya mungkin ‘rajin’ banget belajar, sering banget belajar, kapan aja di mana aja belajar, kerjaannya belajar, yah berkisar itulah yang disebut kiasu. Agak lebay juga ya sepertinya, hehe..

Dan tidak lama sebelum saya menge-post tulisan ini, ada seorang kakak kelas yang juga kuliah di Singapura berkicau melalui akun twitter @ tentang kiasu seperti ini :


Gycentium, aku jadi bertanya-tanya, apa sekarang istilah itu juga masih menggema di IC sana? Apa adik-adik kita juga tahu istilah yang satu itu? Tetap KIASU ya 15! Salam kiasu dariku, semoga kiasunya terus dalam tiap ujian tulis dan non-tulis.. J

Responsibility (?)


Sore tadi, saya sedikit mengobrol dengan salah seorang adik kelas di Insan Cendekia malalui facebook, Faris Jaisyi namanya. Cuma obrolan biasa, alumni yang mencari tahu keadaan almamater yang ditinggalkannya terutama adik-adik kelas yang akan memasuki jenjang Perguruan Tinggi. Singkat cerita, ada satu yang sangat menarik perhatian saya.



Masya Allah, berat benar ini. Masa IP saya jadi mempengaruhi adik-adik yang memilih UI? Terlebih angkatan 15 MAN ICS yang saat ini masih ada di UI lewat jalur undangan cuma saya…. *frustasi*

Semua ujian sudah selesai untuk semester 1 ini. Tinggal menunggu hasil, sudah ga ada yang bisa diubah lagi. Juga tinggal berdoa, “Ya Allah, jangan sampai IP saya jadi penghalang buat adik-adik yang ingin masuk UI. Amin..” 

It's Holiday!

First post in December


holiday means much


Holiday means staying away from business for a while.

Gonna post some of my *old* drafts here.
Please don’t mind. J